CATATAN MKU PAI UNNES 2018 - BAB 2 KONSEP MANUSIA


Hari, Tanggal              : Selasa, 3 April 2018

Ruang                          : C3-324 ( Universitas Negeri Semarang )

Mata Kuliah                 : Pendidikan Agama Islam ( MKU )

Dosen Pengampu        : Bp. Agung Kuswantoro, S. Pd. M. Pd.





Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillahirobbil ‘alamiin, karena penulis masih dapat melanjutkan catatan yang Inshaa Allah akan dibagikan di blog ini setiap pekan. Dan semoga pembaca selalu dalam keadaan sehat serta dapat mengambil manfaat dari catatan ini. Sebelumnya atas kekeliruan penulis mohon maaf.

Pada pertemuan ke-empat ini, kelas PAI melanjutkan pembelajaran dengan memulai pembahasan pada Bab 2, yaitu tentang ‘’Konsep Manusia’’. Sekilas penulis mengingat MKU PIP yang sedang membahas tentang Hakikat Manusia. Dimana, yang saat itu terngiang dalam benak penulis adalah : Bahwa sampai sekarang ini, pertanyaan ‘Apakah Hakikat Manusia itu?’ belum memperoleh jawaban yang memuaskan.

Pak Agung Kuswantoro mencoba menghimpun pendapat dari mahasiswa dengan melakukan Brainstorming sebagai pemula perkuliahan. Sekaligus melakukan presensi, beliau menanyai satu persatu dari 50 mahasiswa dengan pertanyaan awal Apakah Manusia itu?

Sejumlah jawaban yang diingat penulis ( Jawaban singkat dan sederhana dari mahasiswa ) :
  • Manusia adalah makhluk yang memiliki akal
  • Manusia adalah makhluk yang memiliki hati dan perasaan
  • Manusia adalah makhluk yang memiliki nafsu
  • Dsb
  • Jika saja saat itu penulis ditanya, maka jawabannya adalah “Makhluk yang diciptakan sebagai khalifah di muka bumi ( Al Baqarah ayat 30 ).” Karena itu yang terlintas pertama ketika mendengar pertanyaan di atas. Dan ternyata berbeda konteks pada bahasan selanjutnya ( :-D )

Hingga ada yang mengatakan bahwa Manusia itu makhluk yang diciptakan dari saripati tanah, yang akhirnya menggugah Pak Agung untuk bertanya lebih selidik, apa yang dipahami mahasiswa tentang saripati tanah itu. Hal tersebut akhirnya menuai jawaban dan tanggapan yang beragam dari beberapa mahasiswa sesuai dengan pemahaman dan alasan masing – masing.

Mengingat ini adalah kelas PAI, hampir mayoritas jawaban merujuk pada QS. Al Hijr yang membahas tentang penciptaan manusia, dan asal usul manusia. Namun bukan karena Al Hijr semata – mata kemudian para muslim berlepas begitu saja dari pembuktian kebenaran yang terdapat dalam Al Qur’an. Kita harus punya alasan mengapa kita harus beriman. Dalam konteks ini, kita harus punya alasan dengan pembuktian apakah benar manusia diciptakan dari saripati tanah, dan  bagaimana kita para muslim menyikapi teori sejarah yang mengatakan bahwa manusia berasal dari kera, dimana teori tersebut tidak dapat disinkronkan dengan penjelasan manusia yang disebutkan dalam Al Qur’an.

Setelah mengumpulkan pendapat dari 50 Mahasiswa ditarik kesimpulan :

  1. Pendapat tentang asal manusia adalah dari kera : Tidak disetujui, dengan berbagai alasan dan sumber rujukan yang membantah teori Darwin.
  2. Pendapat bahwa asal manusia adalah dari saripati tanah, dan langsung dalam bentuk manusia sekarang ini. Hanya saja lebih besar ( dalam hal ini Nabi Adam ) : Disetujui.

Pak Agung bertanya lagi. Saripati tanah yang seperti apa? Mengapa kita harus percaya? Apa pembuktiannya? Dan pertanyaan lain yang sukses membuat mahasiswa berfikir keras dan mencoba mengingat kembali apa yang pernah didapatkan ketika mempelajari tentang konsep manusia. Akhirnya berbagai pendapatpun terkumpul, dan saat itu penulis tidak sanggup untuk mengingat semuanya untuk mencatat karena terlalu banyak.

Namun ada satu jawaban yang penulis setujui saat itu, karena yang penulis ingat sama dengan yang disampaikan oleh mahasiswa lain. Yaitu saripati tanah yang berkaitan dengan makanan. Secara biologis, manusia tercipta dari bertemunya sel sperma dan sel ovum yang akhirnya membentuk zigot. Dan sel sperma + sel ovum itu ada dalam diri manusia ( laki – laki ) dan ( perempuan ). Dimana zat – zat yang terkandung dalam kedua sel tersebut tidak terlepas dari zat makanan yang dimakan oleh manusia. Dan setiap makanan yang dimakan manusia itu berasal dari tanah ( tumbuhan, binatang dsb ).

Mendapat jawaban tersebut, Pak Agung pun mencoba menggali kembali dengan pertanyaan – pertanyaan briliannya. Akhirnya perkuliahan menjadi semakin seru ( menurut penulis ) karena Dosen dan Mahasiswa saling berdiskusi dan bebas untuk berpendapat, yang pada dasarnya sama – sama bertujuan untuk mengetahui konsep manusia.

Adapun Mahasiswa yang bertanya dengan maksud menguatkan pendapat bahwa manusia tidak berasal dari kera ‘jika Manusia berasal dari kera, mengapa sampai sekarang masih ada kera? Logikanya jika manusia memang hasil evolusi dari kera, maka seharusnya kera itu sudah tidak ada.’

Ada lagi Mahasiswa yang bertanya “Jika manusia pertama adalah Nabi Adam yang memang bentuk secara biologis seperti manusia sekarang, lalu penemuan fosil – fosil itu bagaimana?”

Mahasiswa lainnya menanggapi ‘’Menurut pengetahuan saya ( berdasarkan literasi ) Nabi Adam turun 3.620 SM. Dan kera atau purba itu sudah punah 5.000 tahun SM. Itu artinya, Mungkin makhluk – makhluk seperti kera ( purba ) memang ada, namun sebagai binatang. Bukan manusia. Dan Nabi Adam diturunkan jauh setelah makhluk – makhluk itu punah.’’

Hingga lamaaa sekali beberapa Mahasiswa adu pertanyaan dan pendapat. Yang memang pendapat mereka  adalah hasil pengetahuan mereka selama ini. Pak Agung pun angkat bicara untuk menengahi, beliau berpendapat bahwa usia bumi sebenarnya tidak selama itu. Dijelaskan oleh Pak Agung, bahwasanya kadar Iman adalah hal yang tidak bisa dipertanyakan. Tidak semua hal dapat dilogikakan. Karena memang logika manusia tidak sampai untuk merambah alam Tuhan.

Demikian yang penulis ingat, sangat disadari bahwa banyak kekeliruan. Inshaa Allah bahasan konsep manusia akan dilanjutkan di pekan berikutnya. Terimakasih atas perhatiannya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

CARA MENGENTRI DATA TRANSAKSI DI MYOB V18 Penjualan, Pembelian, Retur

LAPORAN PRAKERIN ( PKL ) DI PD BPR BKK Purwokerto Cabang Ajibarang

Pidato Bahasa Inggris SPEECH Pergaulan yang Bermoral dan Islami