KULTUM RAMADAN TENTANG PENTINGNYA MENJAGA AQIDAH (KULTUM SINGKAT JELAS BESERTA DALIL) TEKS KULTUM LENGKAP
KULTUM UNTUK RAMADAN
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Untuk mengawali acara kita pada sore hari ini,
marilah kita senantiasa panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang karena
izin-Nya sampai detik ini kita semua masih diberi kesempatan untuk bernafas
secara lega, dengan segala kenikmatan yang diberikan Allah yang tidak dapat
kita hitung banyaknya. Nikmat sehat, nikmat Iman, nikmat Islam. Contoh satu
saja, jika sehat kita diuji oleh Allah dengan pilek, sudah susah tidur, kepala
ikut pusing, rasanya tidak karuan. Apalagi jika Allah tambahkan dengan
mengurangi pendengaran kita, penglihatan kita, kekuatan kita, yang sangat
dengan mudahnya Allah lakukan. Jikalau iya, apa yang akan kita pikirkan? Malah terlintas
bahwa Allah tidak menyayangi kita. Padahal bisa saja itu adalah sebuah ujian.
Selanjutnya
sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada suri tauladan kita,
habibana wanabiyyana wamaulana Muhammad SAW., yang begitu sangat mencintai
umatnya, yang telah mengantarkan kita dari zaman penuh kejahiliahan hingga
zaman islam seperti sekarang, bagaimana keadaan Islam saat ini? Baik-kah atau
Kritis-kah? Mari berbenah pada diri masing-masing, bagaimana kita sebagai
muslim dalam Islam itu sendiri. Apa yang telah kita lakukan untuk Agama Islam
ini?
Mengingat
ini adalah bulan puasa, sedangkan ada banyak nama lain dari bulan puasa. Misalnya
Syahrul Qur’an (Al Qur’an pertama kali diturunkan pada bulan ini), Syahrul
Ibadah, Syahrul Ukhuwah, Syahrul Jud (Memberi), dan masih banyak lainnya.
Karena kenyataannya, pada bulan suci ini orang-orang akan meningkatkan porsi
ibadahnya. Masjid kalau bulan puasa penuh, baca Qur’an yang biasanya standar
standar saja pada bulan ini kita ber-Fastabikhul Khoirot. Betul? Menarget One
Day One Juz misalnya, hafidz 1 juz, perbanyak sedekah, menahan hawa nafsu. Yang
biasanya suka bergosip kalau inget lagi puasa “Astaghfirulloh aku lagi puasa”
:D karena takut puasanya batal, yang diledekin marah-marah, inget lagi puasa eh
ngga jadi marah. Marahnya nanti ah kalau sudah buka. Hahaha, padahal ya tetap
saja tidak boleh. Berarti kesimpulannya pada bulan puasa ini kebanyakan orang
berfokus untuk ber-Ibadah.
Padahal
ya teman semua, di samping kita giat beribadah ada yang tak kalah pentingnya
bahkan lebih utama kita pikirkan sebelum Ibadah. Yaitu Aqidah. Secara bahasa Aqidah
adalah ikatan, sedangkan secara istilah Aqidah artinya keyakinan hati dan
pembenarannya terhadap sesuatu. Dalam pengertian agama maka pengertian Aqidah
adalah kandungan rukun iman. Kenapa kok lebih penting? Iya karena ketika
seseorang Aqidahnya, Keimanannya kokoh, maka Ibadahnya akan mengikuti. Sedangkan
kita memperbanyak ibadah belum tentu Aqidah kita sudah baik. Contoh, misalnya
mba Duwi adalah seorang Wirausahawan sukses, sudah berkeluarga dan punya anak, mereka
ber-lomba-lomba menyantuni anak yatim dengan menjadi Donatur sebuah Panti
Asuhan, setiap bulan tidak pernah telat untuk menyisihkan hartanya untuk
didonasikan. Orangnya terkenal ramah tamah dan dermawan di masyarakat,
sholatnya rajin, puasa senin kamis bahkan puasa Daud mereka laksanakan. Ibadah bukan?
Yaiyalah wong tersenyum saja ibadah.
Namun suatu hari Allah memberi sakit
kepada anaknya mba Duwi, dan berhubung mba Duwi punya bapak yang dikenal dengan
orang yang biasanya bisa nambani orang sakit, terus mba Duwi kan percaya
tuh sama yang namanya suwuk “misalnya” terus anaknya dibawa ke rumah
mbah-nya. “Niki mbah punten disuwuk”.
Nuwun sewune, saya kan pernah
disuwuk waktu kecil, itu kepala saya diludaih. Ya jijik banget kan, diludahi
sama kakek-kakek, katanya ben sembuh. Haha sembuh dari hongkong. Berarti bagaimana
dengan Aqidah mba Duwi? Naaaah..
Akidah yang
benar merupakan landasan tegaknya agama dan kunci diterimanya amalan. Hal ini
sebagaimana ditetapkan oleh Allah Ta’ala di dalam firman-Nya:
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ
عَمَلا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan
Tuhannya hendaklah dia beramal shalih dan tidak mempersekutukan sesuatu apapun
dengan-Nya dalam beribadah kepada-Nya.” (QS. Al Kahfi: 110)
“Nek weton laire podo karo ibune anak kui kudu deserahna wong, mbok ibune
umure ora panjang.” Ho ini parah lagi. Memangnya yang menentukan umur mbah-mu?
Umur, Jodoh, Rezeki, Kematian itu sudah Allah SWT yang menentukan. Jangan percaya
sama hal begituan, ada hari sial hari beruntung. Kalau ada yang memberikan
statement demikian tanyakan “Aina Dalil?” mana dalilnya?
Allah ta’ala juga berfirman,
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ
قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ
الْخَاسِرِينَ
“Sungguh
telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelummu: Sungguh, apabila
kamu berbuat syirik pasti akan terhapus seluruh amalmu dan kamu benar-benar
akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (QS. Az Zumar: 65)
Ayat-ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa amalan
tidak akan diterima apabila tercampuri dengan kesyirikan. Oleh sebab itulah
para Rasul sangat memperhatikan perbaikan akidah sebagai prioritas pertama
dakwah mereka. Inilah dakwah pertama yang diserukan oleh para Rasul kepada kaum
mereka; menyembah kepada Allah
saja dan meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya.
Jadi begitulah teman teman, jangan terlalu menyibukan
diri dengan Ibadah sedangkan dalam hati kita masih tercampur kesyirikan,
bersihkan hati kita, kuatkan Iman kita, kokohkan teguhkan Aqidah kita. Karena dengan
begitu maka ibadah akan mengikuti dengan sendirinya, dan diterima amalan kita
oleh Allah SWT. Aamiin aamiin yarabbal ‘aalamin.
Sekiranya itu saja yang dapat saya sampaikan, semoga
kita semua senantiasa menjadi pribadi yang selalu memperbaiki diri, dan menjadi
manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lain. Atas segala kekeliruan saya
mohon maaf. Akhirul kalam,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Oleh :
DILA INDAH TAWAKHALNI
Komentar
Posting Komentar